Selasa, 21 Februari 2012

DATA KONFLIK PERTAMBANGAN (2010 - 2011)

1. Tambang bijih besi, Kabupataen Aceh Besar: pencemaran lingkungan, penolakan warga, konflik lahan dengan warga. 2. Tambang emas, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara: penolakan warga, tumpang tindih lahan. 3. Tambang timah, Kabupataen Dairi, Sumatera Utara: penolakan warga, tumpang tindih lahan. 4. Tambang minyak, Provinsi Riau: pencemaran lingkungan, konflik lahan dengan warga. 5. Tambang batubara, Muara Enim, Sumatera Selatan: tumpang tindih lahan. 6. Tambang batu kapur, Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah: pencemaran lingkungan. 7. Tambang pasir besi, Kabupaten Kulon Progo, DIY: konflik lahan dengan warga. 8. Tambang tembaga dan mangan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur: pencemaran lingkungan, penolakan warga. 9. Tambang emas, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur: pencemaran lingkungan, tumpang tindih lahan, dan penolakan warga. 10. Tambang bijih besi, Kab Kota Baru, Kalimantan Selatan: penambangan pulau kecil, pencemaran lingkungan, penolakan warga. 11. Tambang tembaga dan emas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat: pencemaran lingkungan. 12. Tambang emas, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara: persoalan penolakan warga, tumpang tindih lahan. 13. Tambang emas, Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat: penolakan dari warga, tumpang tindih lahan. 14. Tambang emas, Kabupaten Mimika, Papua: pencemaran lingkungan, ketenagakerjaan, konflik dengan masyarakat Keterangan: •Tumpang tindih lahan artinya sebagian wilayah pertambangan berada di daerah cagar alam, hutan lindung, hutan produksi, atau hutan produksi terbatas. •Sumber: Litbang Kompas / Bim, diolah dari taman jaringan Advokasi tambang, pemberitaan kompas, serta kementerian energi dan sumber daya miniral (harian kompas, Senin 20 Februari 2012 halaman 1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar